Islam menjadi perhatian dunia, setelah dua orang Muslim menembaki para karyawan Charlie Hebdo yang melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw melalui kartun provokatifnya sehingga menewaskan sekitar 12 orang karyawannya.
Berbagai reaksi bermunculan, mulai yang mengecam penembak, atau menyayangkan kartun provokatif yang dibuat oleh majalah Charlie Hebdo, sampai ada juga yang menyoal bahwa tindakan yang dilakukan oleh oknum Islam tersebut dilakukan karena memang ‘diajarkan’ oleh Islam atau Nabi Muhammad saw sendiri dengan kata lain, tindakan ekstremis muslim itu semakin menegaskan bahwa Islam adalah agama teroris yang mengajarkan ekstremisme.
Kita memang bebas untuk berpendapat, tetapi kebebasan berpendapat atau berekspresi bukan berarti bebas untuk menghina orang, apalagi untuk masalah-masalah yang sensitif di masyarakat. Sejatinya aturan di masyarakat dibuat adalah supaya lingkungan menjadi lebih baik, kalau seandainya kebebasan berpendapat dengan bebas melakukan penghinaan akan membuat masyarakat resah dan rusuh maka dari sudut pandang itu, kebebasan berpendapat yang dijunjung tinggi di masyarakat Eropa tersebut tentu tidak bisa dibenarkan.
Tetapi kitapun tidak bisa membenarkan pelaku yang melakukan penembakan di kantor majalan Charlie Hebdo tersebut, walau bagaimanapun itu merupakan tindakan yang yang sangat disayangkan dan bertentangan dengan ajaran Islam dan contoh dari Nabi Muhammad saw.
Kejahatan janganlah dibalas dengan kejahatan serupa, tetapi balaslah dengan kebaikan. Jika Allah taala dan malaikat saja sudah bershalawat kepada Nabi Muhammad saw maka kita yakin bahwa tidak akan ada yang bisa menghentikan laju kemajuan bahtera Islam ini. Apalagi hanya oleh sebuah kartun provokatif. Keagungan Rasulullah saw tidak akan berkurang karena penghinaan dan pelecehan mereka.
Penghinaan yang dibalas dengan kekerasan nyatanya justru kontraproduktif terhadap Islam, korban terbesar dari peristiwa tersebut justru adalah nama Islam dan Nabi Muhammad saw itu sendiri. Hal itulah yang sangat menyedihkan, bagaimana orang semakin menjadikan Rasulullah saw dan Islam sebagai bahan olok-olok.
Kekerasan itu juga nyatanya telah membangunkan musuh-musuh Islam yang telah lama tertidur. Sebelum mencuatnya kasus Charlie Hebdo, umat Kristen sudah lebih dulu menjadi sasaran empuk olok-olok kartun mereka kepada sosok Yesus Kristus, yang tidak sedikit Barat banyak yang mengkritik dan tindakan Charlie Hebdo dan tidak mengizinkan penerbitan mereka. Tetapi lihatlah ketika Islam yang menjadi sasarannya dengan puncaknya terjadi reaksi kekerasan terhadap mereka, banyak pihak yang balik mendukung mereka dan membantu mereka. Sehingga oplah yang sebelumnya hanya 60.000 membengkan menjadi 5 juta kopi. Para pengamat memperkirakan publikasi tersebut akan bertahan seperti itu sekitar 10-12 tahun kedepan.
Andai saja organisasi Islam yang melakukan kejahatan atas nama Islam ini memahami bahwa bukan kekerasan yang membawa orang-orang kepada Islam, melainkan dengan ajaran damai, cinta dan kasih sayang.
Orang-orang duniawi tersebut buta mengenai masalah keimanan. Jangankan Nabi Muhammad saw, Tuhan pun mereka perolok-olokan. Jika kita membalas keburukan dengan keburukan, sama saja kita sedang melakukan keburukan yang lebih besar.
Memperbanyak Shalawat
Alangkah baiknya reaksi kita terhadap penghinaan terhadap Rasulullah saw adalah dengan memperbanyak shalawat kepada Rasulullah saw, shalawat tidak saja memberikan doa keselamatan kepada Nabi Muhammad saw tetapi juga akan membawa kita mendapat keberkahan dan menjadi perwujudan teladan beliau saw.
Shalawat yang kita lakukan tentu shalawat yang dilakukan dengan penuh penghayatan yang dengan itu kita akan merenungkan bagaimana keagungan Rasulullah, teladan beliau dll. Lambat lain kitupun akan bertindak seperti beliau, teladan yang telah dicontohkan Rasulullah maka itu juga yang kita praktekkan, bukan tindakan sebaliknya.
Jika saja para pelaku penembakan atau yang bertindak esktrim itu merenungkan dengan shalawatnya hal itu akan menjadikannya orang yang berpikir bagaimana Rasulullah saw menghadapi penghinaan dengan sabar dan doa.
Shalawat itu jugalah yang akan mendatangkan keberkahan pribadi ataupun keberkah berjamaah. Meskipun Nabi Muhammad saw tidak membutuhkan doa siapapun namun ada alasan yang tersembunyi di balik shalawat yang disampaikan atas beliau saw. Seseorang yang memohon keberkatan bagi orang lain atas dasar kecintaan maka ia juga akan menjadi penerima keberkatan tersebut. Kemurahan hati yang diberikan kepada orang yang dimintakan keberkatan juga akan diberikan kepada yang meminta keberkatan tersebut. Dan karena kemurahan Allah Ta’ala terhadap Nabi Muhammad saw tidak terbatas, maka seseorang yang bershalawat atas beliau saw dengan dasar kecintaan maka ia juga akan memperoleh keberkatan yang tak terbatas.
Baca juga tulisan tentang Teladan Nabi Muhammad adalah Kunci Menghentikan tindakan Terorisme dan ekstremisme
Read More »
Berbagai reaksi bermunculan, mulai yang mengecam penembak, atau menyayangkan kartun provokatif yang dibuat oleh majalah Charlie Hebdo, sampai ada juga yang menyoal bahwa tindakan yang dilakukan oleh oknum Islam tersebut dilakukan karena memang ‘diajarkan’ oleh Islam atau Nabi Muhammad saw sendiri dengan kata lain, tindakan ekstremis muslim itu semakin menegaskan bahwa Islam adalah agama teroris yang mengajarkan ekstremisme.
Kita memang bebas untuk berpendapat, tetapi kebebasan berpendapat atau berekspresi bukan berarti bebas untuk menghina orang, apalagi untuk masalah-masalah yang sensitif di masyarakat. Sejatinya aturan di masyarakat dibuat adalah supaya lingkungan menjadi lebih baik, kalau seandainya kebebasan berpendapat dengan bebas melakukan penghinaan akan membuat masyarakat resah dan rusuh maka dari sudut pandang itu, kebebasan berpendapat yang dijunjung tinggi di masyarakat Eropa tersebut tentu tidak bisa dibenarkan.
Tetapi kitapun tidak bisa membenarkan pelaku yang melakukan penembakan di kantor majalan Charlie Hebdo tersebut, walau bagaimanapun itu merupakan tindakan yang yang sangat disayangkan dan bertentangan dengan ajaran Islam dan contoh dari Nabi Muhammad saw.
Kejahatan janganlah dibalas dengan kejahatan serupa, tetapi balaslah dengan kebaikan. Jika Allah taala dan malaikat saja sudah bershalawat kepada Nabi Muhammad saw maka kita yakin bahwa tidak akan ada yang bisa menghentikan laju kemajuan bahtera Islam ini. Apalagi hanya oleh sebuah kartun provokatif. Keagungan Rasulullah saw tidak akan berkurang karena penghinaan dan pelecehan mereka.
Penghinaan yang dibalas dengan kekerasan nyatanya justru kontraproduktif terhadap Islam, korban terbesar dari peristiwa tersebut justru adalah nama Islam dan Nabi Muhammad saw itu sendiri. Hal itulah yang sangat menyedihkan, bagaimana orang semakin menjadikan Rasulullah saw dan Islam sebagai bahan olok-olok.
Kekerasan itu juga nyatanya telah membangunkan musuh-musuh Islam yang telah lama tertidur. Sebelum mencuatnya kasus Charlie Hebdo, umat Kristen sudah lebih dulu menjadi sasaran empuk olok-olok kartun mereka kepada sosok Yesus Kristus, yang tidak sedikit Barat banyak yang mengkritik dan tindakan Charlie Hebdo dan tidak mengizinkan penerbitan mereka. Tetapi lihatlah ketika Islam yang menjadi sasarannya dengan puncaknya terjadi reaksi kekerasan terhadap mereka, banyak pihak yang balik mendukung mereka dan membantu mereka. Sehingga oplah yang sebelumnya hanya 60.000 membengkan menjadi 5 juta kopi. Para pengamat memperkirakan publikasi tersebut akan bertahan seperti itu sekitar 10-12 tahun kedepan.
Andai saja organisasi Islam yang melakukan kejahatan atas nama Islam ini memahami bahwa bukan kekerasan yang membawa orang-orang kepada Islam, melainkan dengan ajaran damai, cinta dan kasih sayang.
Orang-orang duniawi tersebut buta mengenai masalah keimanan. Jangankan Nabi Muhammad saw, Tuhan pun mereka perolok-olokan. Jika kita membalas keburukan dengan keburukan, sama saja kita sedang melakukan keburukan yang lebih besar.
Memperbanyak Shalawat
Alangkah baiknya reaksi kita terhadap penghinaan terhadap Rasulullah saw adalah dengan memperbanyak shalawat kepada Rasulullah saw, shalawat tidak saja memberikan doa keselamatan kepada Nabi Muhammad saw tetapi juga akan membawa kita mendapat keberkahan dan menjadi perwujudan teladan beliau saw.
Shalawat yang kita lakukan tentu shalawat yang dilakukan dengan penuh penghayatan yang dengan itu kita akan merenungkan bagaimana keagungan Rasulullah, teladan beliau dll. Lambat lain kitupun akan bertindak seperti beliau, teladan yang telah dicontohkan Rasulullah maka itu juga yang kita praktekkan, bukan tindakan sebaliknya.
Jika saja para pelaku penembakan atau yang bertindak esktrim itu merenungkan dengan shalawatnya hal itu akan menjadikannya orang yang berpikir bagaimana Rasulullah saw menghadapi penghinaan dengan sabar dan doa.
Shalawat itu jugalah yang akan mendatangkan keberkahan pribadi ataupun keberkah berjamaah. Meskipun Nabi Muhammad saw tidak membutuhkan doa siapapun namun ada alasan yang tersembunyi di balik shalawat yang disampaikan atas beliau saw. Seseorang yang memohon keberkatan bagi orang lain atas dasar kecintaan maka ia juga akan menjadi penerima keberkatan tersebut. Kemurahan hati yang diberikan kepada orang yang dimintakan keberkatan juga akan diberikan kepada yang meminta keberkatan tersebut. Dan karena kemurahan Allah Ta’ala terhadap Nabi Muhammad saw tidak terbatas, maka seseorang yang bershalawat atas beliau saw dengan dasar kecintaan maka ia juga akan memperoleh keberkatan yang tak terbatas.
Baca juga tulisan tentang Teladan Nabi Muhammad adalah Kunci Menghentikan tindakan Terorisme dan ekstremisme